Workshop Rekonstruksi Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Mesin 2025


Workshop
Rekonstruksi Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Mesin (PTM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret telah terselenggara pada hari Rabu, 12 Februari 2025 di Geduang A Ruang Seminar Lantai 1 Kampus V Pabelan Universitas Sebelas Maret. Acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk merkonstruksi capaian mata kuliah yang tersedia di PTM dengan kebutuhan yang ada di dunia kerja industri dan SMK saat ini. Untuk mendukung ruang lingkup kurikulum PTM yang terdiri dari konsentrasi mesin dan otomotif, acara ini dihadiri oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan PTM dengan menghadirkan 4 narasumber dari bidang otomotif dan mesin. Narasumber tersebut yakni bapak Ary Prasetyono, S.Pd perwakilan guru teknik otomotif dari SMK N 5 Surakarta, bapak Petrus Sigid Nugroho, S.Pd., Gr perwakilan guru teknik mesin dari SMK Ganesha Tama, bapak Yuyun Darmawan, S.Kom. praktisi industri dari Bengkel Authorized Toyota Nasmoco Slamet Riyadi, dan bapak Fendy Wijarwanto, M.Pd. praktisi industri dari unit produksi SMK Mikael. Acara ini diawali dengan menyayikan lagu Indonesia Raya yang selanjutnya dibuka dengan sambutan Kaprodi PTM ibu Prof. Dr. Indah Widiastuti, S.T., M.T. dilanjutkan sambutan Wakil Dekan II Bapak Dr. Yuyun Estriyanto, S.T., M.T. . Sambutan yang disampaikan beliau memaparkan kondisi secara umum prodi PTM FKIP UNS sebagai bahan diskusi pada acara inti dari rekonstruksi kurikulum.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan review kebutuhan kurikulum yang sesuai untuk dunia kerja oleh para narasumber. Bapak Yuyun Darmawan memaparkan bahwa skill yang dibutuhkan industri otomotif saat ini meliputi: manajemen sistem First In First Out (FIFO), system multiplex communication, logical thinking for diagnostic, pemahaman teknologi engine hybrid, dan peningkatan SDM dengan activity report. Kebutuhan terkait industri manufacture dipaparkan oleh bapak Fendy Wijarwanto meliputi: kemampuan teknis operasional pemesinan, kemampuan manajerial, pengetahuan automation and reverse engineering, kemampuan membuat database, penerapan budaya kerja 5R dan Kaizen. Bapak Petrus Sigid Nugroho dari kacamata seorang guru SMK program studi Teknik Mesin memaparkan bahwa perlunya penguatan softskill,  peningkatan keterampilan dalam setrategi pembelajaran kejuruan, pemahaman kurikulum pendidikan kejuruan berkaitan dengan 8 Standar Nasional Pendidikan, dan pemahaman kompetensi teknis. Kebutuhan akan pemersiapan sebagai calon pendidik kejuruan juga diperkuat oleh pemaparan bapak Ary Prasetyono yang mengungkapkan bahwa perlunya peningkatan pemahaman keilmuan perkembangan peserta didik sebagai solusi mengatasi problematis siswa kejuruan, pemahaman terkaiat budaya kerja dan SOP teknis, peningkatan soft skill keguruan dan pembekalan keterampilan teknis dasar perawatan berkala otomotif. Hasil ini memberikan gambaran bahwa dunia industri sangat membutuhkan lulusan yang memiliki skill engineering dan manajerial, sedangkan pada dunia pendidikan kejuruan  sangat membutuhkan lulusan yang memiliki skill pedagogi dan sosial yang baik. Namun dari kedua stakeholder terdapat kesamaan mendasar dalam pemantapan softskill mahasiswa sebagai bekal bekerja meliputi: penerapan budaya kerja, kemampuan mengkomunikasikan ide/gagasan, kemampuan kerja sama, etos kerja, etika kerja, dan kemampuan adaptasi di setiap kondisi lapangan kerja.

Hasil pemaparan narasumber tersebut menjadi bahan diskusi interaktif bersama bapak/ibu dosen untuk menggali celah yang terjadi antara kebutuhan industri dan SMK dengan yang ada pada prodi PTM FKIP UNS. Celah yang ditemui adalah pembekalan lulusan prodi PTM FKIP UNS yang dipersiapkan sebagai sorang calon pendidik kejuruan membutuhkan keterampilan teknis mendasar untuk lebih siap mengajarkan kepada calon siswanya kelak, namun pihak industri juga mengharapkan peningkatan kemampuan manajerial dan engineering apabila kelak melanjutkan karir ke dunia industri. Pada akhir acara, kesimpulan dipaparkan oleh ketua panitia yakni Bapak Valiant Lukad, S.Pd., M.Pd., bahwa lulusan PTM FKIP UNS perlu melengkapi kedua keterampilan yang dibutuhkan stakeholder eksternal. Singkatnya dengan jalan penguatan softskill dasar, pemahaman ilmu praktis dasar, kemudian melanjutkan ketahap analisis diagnostic, dan pada akhirnya dapat menyampaikan pengalaman yang diperoleh sebagai seorang pendidik kejuruan yang professional ataupun sebagai seorang professional yang bekerja di dunia industri.